Pijat dan Urut
Sore ini, anakku yang SMA mengeluh pergelangan tangan kirinya nyeri. Katanya tadi siang, sepulang dari rumah temannya, motor yang dikendarainya tergelincir karena jalanan licin. Jalan menuju komplek rumahku memang sedang dalam perbaikan. Sisa air hujan membuat jalanan berlubang itu tergenang dan licin. Apalagi jalanan itu juga dilewati oleh truk besar pengangkut tanah untuk pengerjaan proyek. Tumpahan tanah, sisa air hujan, dan jalanan berlubang membuat pengendara tergelincir bila tidak hati-hati di daerah itu. Sama seperti anakku, walaupun tidak sampai terjatuh, tangannya menahan motor yang oleng ke sebelah kiri karena licin.
Sudah diberi obat gosok, tetapi tetap masih terasa nyeri. Memang pergelangan tangannya terlihat agak bengkak. Melihat keadaan seperti ini, kuajak anakku ke rumah seseorang yang biasa mengobati rasa nyeri seperti yang dirasakannya. Beliau bernama Pak Andi, terkenal sebagai seorang tukang pijat. Kakek berusia tujuh puluh tiga tahun itu biasa menolong orang yang mengalami cedera pada tulang. Terkilir atau keseleo bahkan sampai patah tulang, bisa diobati dengan cara dipijat atau diurut. Tentu ada syaratnya, yaitu tidak ada luka terbuka di bagian yang akan diobati. Tempat tinggalnya kira-kira berjarak 5 km dari tempat tinggalku.
Sesampainya di rumah Pak Andi, ada empat orang sedang menunggu giliran diobati. Aku dan anakku duduk di deretan kursi yang disediakan untuk menunggu giliran. Kira-kira setengah jam menunggu, tibalah giliran anakku. Sambil tersenyum ramah, beliau menanyakan penyebab sakitnya pergelangan tangan anakku. Kakek yang tampak lebih muda dari usianya ini bertanya dengan bahasa Sunda dengan goyunan khasnya. Mungkin ini salah satu trik beliau untuk sedikit menghibur sehingga mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasiennya.
Pergelangan tangan anakku dipegang perlahan-lahan. Dari bibirnya terucap bacaan ayat suci Al Quran. Setelah berdoa, beliau mulai memijat pergelangan tangan sampai di bawah ketiak. Anakku yang tadinya tenang, langsung berteriak seperti kesakitan bersamaan dengan terdengarnya bunyi seperti suara tulang yang beradu. Suara gemeretuk yang terdenger cukup membuatku yang duduk di sebelah anakku sedikit ngilu. Pak Andi terus mengurut dan memijat kembali sampai ke pergelangan tangan. Kembali terdengar suara yang membuat ngilu, tetapi kali ini anakku tidak berteriak seperti tadi. Anakku tersenyum, pijatan terus sampai telapak tangan dan diakhir dengan gemeretuk dari jari-jemari. Pijatan selesai, Pak Andi membimbing anakku menggerak-gerakkan tangannya serta menanyakan bagian yang sakit. Anakku mengatakan bahwa yang dirasakannya sekarang tidak sesakit sebelum dipijat. Pak Andi berpesan bahwa pergelangan yang sakit boleh diberi obat gosok yang hangat.
Kiranya kami adalah pasien terakhir karena tidak terlihat lagi orang yang mengantri. Kami mengucapkan terima kasih, bersalaman, dan tak lupa kusisipkan amplop berisi beberapa rupiah ke genggaman Pak Andi. Beliau tersenyum sambil membalas salam kami.
Cepat pulih lagi ya, Anakku. Tenang, memahami penyebabnya, mengambil keputusan yang tepat maka hasilnya pun akan maksimal. Yang penting tetap hati-hati agar terhindar dari hal-hal yang mungkin menyakitkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar